SISTEM RESPIRASI VETERINER
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembelajaran biologi yang
terus dipelajari sejak kita mengenal bangku sekolah selama ini salah satu
diantranya yaitu sistem respirasi atau yang umum disebut sistem pernafasan,
sebagai salah satu hal yang menyusun suatu sistem kehidupan pada sebuah makhluk
hidup. Tepatnya cirri yang juga mutlak menunjukan bahwa sesuatu merupakan
sebuah makhluk hidup adalah adanya
sistem respirasi yang menunjang kehidupannya.
Respirasi adalah suatu proses
pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan
energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana
substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator
mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut substrat respirasi adalah setiap
senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau senyawa-senyawa yang
terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya
direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah
intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi. (Pradana,
2008)
Dalam bagian pembahasan ini kami
mencoba menyusun makalah yang di fokuskan pada pegkajian sistem respirasi
veteriner khusus pada hewan vertebrata secara umum. Pemfokusan ini bertujuan
untuk menunjang pembelajaran kami sebagai calon veterinerier masa depan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perkembangan organ
respirasi pada vertebrata?
2. Bagaimanakah perkembangan saluran pernafasan pada
vertebrata darat pada umumnya?
3.
Seperti apa struktur makroanatomi sistem pernafasan
hewan vertebrata? Dan jelaskan struktur mikroanatomi sistem pernafasan!
Bagaimana
Perkembangan organ respirasi pada vertebrata!
Saluran pernafasan tumbuh dari faring (saluran pencernaan awal yang terletak diantara stomodeum dan esophagus).Terdiri dari:
Saluran pernafasan tumbuh dari faring (saluran pencernaan awal yang terletak diantara stomodeum dan esophagus).Terdiri dari:
- Kantung
insang
•
Lapisan endoderm di bagian dalam
•
Lapisan ektoderm di bagian luar Arcus visceralis (visceral arches) diantara
kedua lapisan endoderm dan ektoderm.
Arcus
visceralis tersusun atas:
a.
Skeletal arch, menjadi kerangka insang
b.
Muscle column, menjadi otot insang
c.
Arteri insang lanjutan dari arkus aorta
Jumlah
kantung insang:
Teleostei:
6 pasang
Amphibia:
5 pasang (ke 6 susut)
Reptilia,
aves, mamalia: 4pasang (ke4 berasal dari persatuan 2 kantung insang)
Pada pisces dan berudu amphibian terdapat celah ektodermal yang disebut celah insang sebagai muara dari kantung insang.
Pada pisces dan berudu amphibian terdapat celah ektodermal yang disebut celah insang sebagai muara dari kantung insang.
Jumlah
celah insang:
Pisces:
5-6 pasang
Amphibia:
2-3pasang
Reptilia:
pada awal perkembangan terdapat celah insang tetapi kemudian menutup pada perkembangan
lanjutan.
Aves
dan mamalia: celah insang tidak tumbuh karena insang tidak terbentuk.
- Gelembung
renang
Terdapat
pada teleostei Berasal dari evaginasi atap atau lantai faring. Bakal paru Berkembang
dari divertikulum (pengantungan) pada lantai faring di daerah kantung insang ke
IV.
Perkembangan
saluran pernafasan pada vertebrata darat
a.
Calon organ pernafasan terbentuk dari lekukan di lantai foregut pada daerah
kantung faring ke IV memanjang dan tumbuh ke arah kaudal membentuk divertikulum
respiratori.
b.
Tabung laringo-trakeal meyempit di pangkal lekukan membentuk septa
trakea-esofageal sehingga foregut di daerah tersebut tersusun atas primordia
esophagus (bagian dorsal) dan primordia tabung laringo-trakeal (bagian vetral).
c.
Bagian cranial septa trakea-esofageal membentuk pharynx.
d.
Tabung laringo-trakeal bagian dalam berasal dari lapisan endodermal, sedangkan
bagian luar berasal dari splangnik mesoderm. Lapisan splangnik mesoderm
menyusun jaringan ikat di lamina propria, cincin kartilago, otot polos, pembuluh
darah dan pembuluh limfa.
e.
Larynx berkembang dari bagian cranial tabung laringo-trakeal (daerah arcus
visceralis IV-VI yang membentuk kartilago) dan inervasi saraf cranialis X.
f. Trackea, bronchi dan paru-paru berasal dari laringo trakeal yang memanjang.
Berdasarkan struktur histology pertumbuhan paru-paru ada 5 tahap:
1. Embrional : terbentuknya laringo-trakeal sampai terjadinya segmentasi bronchus.
2. Pseudo glandular : paru-paru yang sedang berkembang memanjang ke daerah mesenkim untuk membentuk kelenjar eksokrin
f. Trackea, bronchi dan paru-paru berasal dari laringo trakeal yang memanjang.
Berdasarkan struktur histology pertumbuhan paru-paru ada 5 tahap:
1. Embrional : terbentuknya laringo-trakeal sampai terjadinya segmentasi bronchus.
2. Pseudo glandular : paru-paru yang sedang berkembang memanjang ke daerah mesenkim untuk membentuk kelenjar eksokrin
3.
Kanalikular : lumen bronchus dan bronchiolus membesar dan bronchiolus
terminalis bercabang membentuk bronchiolus respiratorius yang berhubungan
dengan pembuluh darah
4.
Terminal : saccus terminalis (alveoli primitif) terbentuk dari bronchiolus
respiratorius
5. Alveolar : alveoli terbentuk dengan sel penyusunnya adalah pneumonosit tipe I (epitel skuamus simpleks, berfungsi untuk pertukaran udara) pneumonosit tipe II (sel kuboid, menghasilkan surfaktan untuk mencegah kolaps alveoli) kapiler darah kontak dengan sel epitel. (Balinsky, 1975)
5. Alveolar : alveoli terbentuk dengan sel penyusunnya adalah pneumonosit tipe I (epitel skuamus simpleks, berfungsi untuk pertukaran udara) pneumonosit tipe II (sel kuboid, menghasilkan surfaktan untuk mencegah kolaps alveoli) kapiler darah kontak dengan sel epitel. (Balinsky, 1975)
Jelaskan struktur saluran respirasi pada pisces, amphibi,
reptil, aves, dan mamalia secara mikroanatomi dan makroanatominya!
Struktur
makroanatomi sistem pernafasan
·
Pisces
a.
Alat pernafasan pada ikan umumnya berupa insang (branchia). Ada 2 macam bentuk
insang:
Teleostei
: insang yang mempunyai tutup insang
Elasmobranchii
: tanpa tutup insang
b.
Bagian-bagian insang:
1) Arcus branchialis (lengkung insang)
- Tampak memutih, terdiri dari jaringan tulang atau tulang
rawan
- Terdapat rigi-rigi sepasang
berguna untuk saringan air pernafasan
2) Hemibranchia (lembaran insang)
2) Hemibranchia (lembaran insang)
- Tampak berwarna merah, bangunan
seperti sisir, terdiri dari jaringan lemak
- Mengandung banyak pembuluh darah (cabang arteria branchialis) sehingga terjadi pertukaran gas
- Mengandung banyak pembuluh darah (cabang arteria branchialis) sehingga terjadi pertukaran gas
3) Holobranchiae
- Pada tiap-tiap arcus branchialis
melekat dua buah hemibranchia
c.
Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen yang banyak mengandung
lamela (lapisan tipis). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang mengandung kapiler
sehingga memungkinkan terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2.
d. Inspirasi : O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan tubuh. Sedangkan Ekspirasi : CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
e. Ikan yang hidup di tempat berlumpur mempunyai labirin yang merupakan perluasan insang berbentuk lipatan berongga tidak teratur. Labirin berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi kekurangan oksigen.
(Soewarsono, 1974; Sukaryanto, 2008)
d. Inspirasi : O2 dari air masuk ke dalam insang yang kemudian diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan tubuh. Sedangkan Ekspirasi : CO2 dari jaringan bersama darah menuju ke insang dan selanjutnya dikeluarkan dari tubuh.
e. Ikan yang hidup di tempat berlumpur mempunyai labirin yang merupakan perluasan insang berbentuk lipatan berongga tidak teratur. Labirin berfungsi untuk menyimpan cadangan oksigen sehingga ikan tahan pada kondisi kekurangan oksigen.
(Soewarsono, 1974; Sukaryanto, 2008)
- Amphibi
a.
Jalannya udara pernafasan ialah sebagai berikut:
Nares
Anteriores → Cavum Nasi → Nares Posteriores → Cavum Oris → Larynx→ Bronchus
→Pulmo
b.
Pulmo merupakan kantong elastis, pada permukaan dinding sebelah dalam terdapat
lipatan-lipatan, dengan ini maka permukaan diperluas. Dalam keadaan baru
berwarna kemerah-merahan karena banyak kapiler darah. Bronchus sangat pendek
(tidak ada trachea)
c.
Mekanisme pernafasan ini diatur otot-otot di daerah mandibula dan otot-otot
perut
d. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.(Soewarsono, 1974; Anonim, 2000)
d. Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.(Soewarsono, 1974; Anonim, 2000)
- Reptil
a.
Jalanya udara pernafasan adalah sebagai berkut: rima glotidis – laynx - trachea
- broncus – pulmo.
b.
Rima glottidis sebagai celah di belakang lingua menuju ke ruang larynx.
c.
Larynx dindingnya dibentuk oleh beberapa tulag rawan.
d.
Trachea: Sebagai lanjutan larynx, terdapat di sebelah ventral dari collum, didndingnya
tersusun atas lingkaran-lingkaran tulang rawan: annulus trachealis
di daerah thorax trachea bercabang menjadi 2 bronchus yang pendek (sinistum dan dextrum). Percabangan itu disebut: bifurcatio tracheae
di daerah thorax trachea bercabang menjadi 2 bronchus yang pendek (sinistum dan dextrum). Percabangan itu disebut: bifurcatio tracheae
e.
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang
berfungsi memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas
tidak efektif. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks,
dengan beberapa belahan-belahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti
spon.
f. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
(Soewarsono,1974; Anonim, 2000)
f. Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
(Soewarsono,1974; Anonim, 2000)
- Aves
a.
Jalannya udara pernafasan adalah sebagai berikut:
nares
anteriores - cavum nasi - nares posteriores– laynx- broncus –brochiolus – pulmo
b. Bagian-bagiannya:
- Nares anteriores (lubang hidung): sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.
b. Bagian-bagiannya:
- Nares anteriores (lubang hidung): sepasang, terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal.
-
Nares posteriors: lubang pada palatum.
-
Larrynx: terdiri atas tulang rawan, membatasi suatu ruangan yang disebut
glottidis.
- Laryng dihubungkan dengan rongga mulut dengan perantara celah yag disebut rima glottidis.
- Laryng dihubungkan dengan rongga mulut dengan perantara celah yag disebut rima glottidis.
-
Trachea: bentuk pipa, terdapat cincin tulang rawan ‘Annulus Trakhealis’.
- Pulmo: sepasang seperti spons. Menempel pada dorsal thorax diantara costae. Dibungkus pleura
- Pulmo: sepasang seperti spons. Menempel pada dorsal thorax diantara costae. Dibungkus pleura
-
Syrinx: pada Bifurcatio trakhealis.
Tersusun
daari 1 pasang annulus trakhealis caudal dan satu pasang annulus branchialis
cranial membatasi ruangan yang agak melebar ‘Tympanium’.
Pessulus: Merupakan tulang rawan melintang dari ventral ke dorsal, terletak pada daerah terkaudal trachea, menyokong lipatan membrane semilunaris.
- Pulmo pada Cullumbia livia dan Gallus pulmo berhubungan dengan kantong udara.
- Saccus Pneumaticus: Saccus cervicalis (sepasang di pangkal leher)
Pessulus: Merupakan tulang rawan melintang dari ventral ke dorsal, terletak pada daerah terkaudal trachea, menyokong lipatan membrane semilunaris.
- Pulmo pada Cullumbia livia dan Gallus pulmo berhubungan dengan kantong udara.
- Saccus Pneumaticus: Saccus cervicalis (sepasang di pangkal leher)
Saccus
interclavicularis (tunggal, coracoids)
Saccus
axillaris (percabangan dari saccus interclavikularis)
Saccus
Thoracalis anterior (ruang dada bagian depan)
Saccus
Thoracalis posterior (ruang dada bagian luar)
Saccus
Abdominal (dilindungi oleh lingkaran intestinum)
(Soewarsono,
1974)
- Mamalia
a.
Jalannya udara pernafasan: nares anteriores, cavum nasi, nares posteriore,
laynx- broncus, brochiolus, dan pulmo.
b.
Bagian – bagiannya:
-
Nares anteriores
-
Cavum nasi
-
Nares posteriors: lubang hidung dalam cavum oris.
-
Larynx: rongga di belakang pharynx diperkuat cartilago – cartilago. Rongganya
disebut auditus laryngis yang dihubungkan pharynx oleh rima glotidis.
Diperkuat oleh tulang kartilago laring. Tulang penyusunnya: Epiglottis, Cartilago thyroidea, Cartilago, Arithenoidea, Cartilago Crycoidea.
Diperkuat oleh tulang kartilago laring. Tulang penyusunnya: Epiglottis, Cartilago thyroidea, Cartilago, Arithenoidea, Cartilago Crycoidea.
-
Trachea: diperkuat Dengan annulus trachealis di sebelah dorsal tidak menutup.
Terletak di sebelah ventral esophagus. .
-
Bronchus: trachea kemudian bercabang menjadi dua (dexter dan sinister).
Bronchus masuk ke pulmo bercabang – cabang menjadi bronchiolus, bronchus
respiratorius, ductus alveolaris, infundibulum, alveolus.
-
Pulmo (dexter dan sinister): tiap lobus dimasuki oleh bronchiolus.
(Frandson, 1992)
(Frandson, 1992)
Struktur mikroanatomi sistem
pernafasan
a. Cavum Nasi
Terdiri
atas tiga bagian yakni : Regio vertibularis, regio respiratorius dan regio
olfaktorius.
1) Regio vestibularis
1) Regio vestibularis
Tunika
mukosa mengandung pigmen, dilapisi epithelium squomus komplek dengan korpus
papillare, banyak mengandung rambut yang berguna untuk menyaring udara. Dibawah
epithelium terdapat lamina propria dengan glandula serosa, dibawahnya terdapat
sub mukosa yang kaya akan vasa dan nervi. Pada Nares anteriores berubah menjadi
kulit luar. Pada kuda banyak mengandung rambut, glandula sebasea dan glandula
tubuler.
2)
Regio respiratorius
Pada
regio ini epithel squomus komplek berubah menjadi epitel kolumner komplek dan
kemudian menjadi epithel pseudo-komplek bersilia dengan beberapa sel piala.
Membrana basalis banyak mengandung serabut retikuler, pada lamina propria
banyak serabut elastis, banyak leukosit dan nodus limfatikus. Pada lamina
propria banyak ditemukan glandula tubulo-alveolar kebanyakan bersifat serosa,
tetapi ada juga yang bersifat mukosa dan campuran. Pada karnivora glandulanya
kecil dan sangat jarang. Sekresinya membuat udara respirasi lebih lembab. Sub
mukosa terdiri atas jaringan kolagen yang banyak mengandung pleksus venosus dan
bersifat erektil. Banyaknya pleksus venosus membantu memanasi udara inspirasi.
Sub mukosa berbatasan langsung dengan periosteum atau perikhondrium dari septum
nasi.
3)
Regio Olfaktorius
Pada
kuda dan sapi berwarna kuning muda, biri-biri kuning, kambing gelap, babi
coklat dan karnivora berwarna kelabu pada bagian ini banyak ditemukan glandula
tubuler. Epithelium olfaktorius terdiri atas tiga macam sel epithelium (Sel
sustentakulum, basal dan olfaktorius). Sel sustentakulum ukurannya tinggi,
langsing, banyak mengandung mikrovilli. Bagian apeks terdapat golgi komplek dan
granula berpigmen. Pada beberapa spesies sel sustentakulum bersifat sekretorik dan
mengandung banyak granula musigen.
Sel olfaktorius bersifat kapiler dan tersebar diantara sel
sustentakulum. nukleusnya berbentuk bulat Bagian apeks dari sel merupakan
modifikasi dari dendrit berupa prosessus yang berbentuk silindris dari nukleus
kepermukaan epithelium. Dibagian distal dari bagian ini sel menggembung dan
keluar lendir, bagian ini disebut Vesicula olfaktoria, dari sini keluarlah enam
sampai delapan buah silia olfaktoria. Silia ini bersifat non motil dan sangat
panjang, komponen dari organa sensorik yang dapat distimulasi dengan substansi
berbau. Membrana mukosa olfaktoria juga diinervasi saraf bermielin berasal dari
nervus trigeminus. Ujung saraf berakhir pada permukaan bebas pada sel
sustentakulum dan merupakan reseptor stimuli yang tak bersifat bau.
Lamina propria bersatu dengan periosteum, Lamina propria dan
regioolfaktorius banyak mengandung glandula olfaktoria tubulo alveolar
bercabang. Sinus paranasalis dilapisi dengan membrana mukosa, glandula sedikit
dan bersifat serosa. Glandula nasi lateralis tidak ditemukan pada manusia dan
sapi. Mukosa dari duktus insisivus sebagian diliputi dengan kartilago hialin
yang padat. Banyak ditemukan glandula tubuler yang bersifat serosa dan
campuran, leukosit dan nodulus limfatikus.
- Cavum
Nasi Burung
Mukosa
olfaktoriusnya mirip dengan mamalia. Cavum nasi berhubungan dengan kavum oris
melalui choanae, mukosa dilapisi epithel pseudokomplek bersilia dengan sel
piala, lamina propria tidak banyak terdapat limfosit. Epithelium dari regio
respiratorius berubah menjadi epitel squamus komplek dari kavum oris pada tepi
choanae. Glandula nasi lateralis terdapat pada os. frontale dekat khantus
medialis mata. Produknya dikeluarkan didalam cavum nasi dan menjaga supaya
lubang hidung tidak kering pada waktu terbang.
- Sinus
Paranasalis
Merupakan
sinus tambahan dari kavum nasi terdiri atas sinus frontalis, ethnoidalis,
spenoidalis dan maxillaris. Epithelium pseudokomplek bersilia dengan sel piala,
sedikit mengandung glandula. Silia bergerak menghilangkan benda asing ataupun
mukus kering ke kavum nasi. Mukosanya melekat erat ke periosteum.
b. Faring.
b. Faring.
- Terdiri
atas pars respiratoria (nasofaring) dan pars digestoria (orofaring).
Dinding dorsal palatum molle terdiri atas mukosa dan tulang, sedangkan
dinding faring dibentuk oleh mukosa, fasia pharingea interna, otot serat
lintang fasia faringea eksterna dan tunika adventitia yang bersifat
longgar.
- Nasofaring
dilapisi epithelium pseudokompleks bersilia, orofaring dengan epitel
squamus komplek. Lamina propria orofaring terdiri atas jaringan
fibroelastis, banyak mengandung glandula mukosa serta mempunyai banyak
jaringan limfatik. Pada nasofaring umumnya bersifat muko-serosa fasia
paringea interna terdiri dari serabut longitudinal dan sirkuler yang
tebal. Dinding faring banyak mengandung pembuluh darah dan limfe. Pembuluh
limfe ini berhubungan dengan pembuluh limfe kavum nasi. Serabut saraf
membentuk pleksus superfisial dan profundal.
c. Laring
- Tersusun
atas kartilago hialin dan elastis yang membentuk tabung panjang dan kurang
teratur, dilapisi oleh jaringan ikat, otot serat lintang dan membrana
mukosa dengan glandula. Merupakan penghubung faring dan trakhea. Rangka
laring tersusun dari beberapa kartilago thiroidea, krikoidea dan epiglotis
bersifat tunggal, sedangkan kartilago aritenoidea, kornikulata dan
kuniformis sepasang. Otot internal berkontraksi menyebabkan bentuk cavum
laring berubah-ubah dan mempengaruhi produksi suara.
- Lamina
propria dibentuk oleh jaringan ikat dengan banyak serabut elastis, banyak
ditemukan jaringan limfoid dengan nodulus limfatikus dan glandula yang
bersifat serosa, mukosa dan campuran. Nodulus limfatikus banyak ditemukan
pada sapi dan kemudian berkurang jumlahnya pada kuda, babi dan karnivora.
- Sub-mukosa
tipis, dibawahnya terdapat lapisan otot serat lintang. Pada ruminansia
tidak ditemukan sakulus laringis. Pada kuda bagian ini dilapisi epitel
pseudokompleks bersilia, pada babi dan karnivora oleh epitel squamus
komplek.
d.
Trakea
- Struktur
histologi trakea terdiri atas :
1)
Tunika mukosa terdiri atas epitel pseudo-komplek bersilia dengan membrana
basalis, lamina propria, lapisan serabut elastis longitudinal.
2)
Sub mukosa dengan glandula, membrana fibro-elastis dengan cincin kartilago,
3)
Lapisan otot yang hanya ditemukan di bagian dorsal dan
4)
Tunika adventitia.
- Banyak
ditemukan sel piala dan leukosit. Gerak silia kearah hidung berguna untuk
mengusir partikel debu. Banyak hewan mempunyai membrana basalis
rudimenter. Lamina propria terdiri atas serabut halus dengan banyak
limfosit.
- Pembatas
sub-mukosa adalah membrana fibroelastis dan melekat pada perikhondrium
cincin kartilago. Bagian provundal dari lamina propria dan submukosa
mengandung banyak glandula tubuler campuran terutama banyak ditemukan
dibagian ventral dan lateral. Pada biri-biri, nodulus limfatikus ditemukan
pada mukosa. Cincin kartilago dibungkus oleh membran fibrosa.
- Tunika
muskularis disusun atas muskulus transversus trakhea berupa otot polos
dengan arah melintang pada bagian dorsal. Pada kuda ruminansia dan babi
terletak sebelah medial ujung cincin . Tunika adventitia terdiri atas
serabut elastis dan kolagen yang longgar dengan banyak jaringan lemak,
vasa dan nervi.
- Trakea
Burung
Kartilago
berupa cincin yang sempurna. Pada burung air, banyak mengalami osifikasi.
Epitheliumnya adalah epithel pseudo-komplek bersilia yang banyak membantu
kripte seperti mukosa kavum nasi. Lamina propria banyak limfosit.
e. Pulmo
e. Pulmo
Struktur
pulmo mirip dengan glandula alveolar komplek. Terletak dalam kavum thorax.
Pulmo disusun rangka penyokong berupa kapsula dan jaringan ikat interstitialis,
bagian konduksi dalam pulmo dan bagian respirasi. Kapsula pulmo berupa membrana
serosa yang disebut pleura viseralis, kapsula memiliki banyak serabut otot
polos. Pada sapi kapsula ini paling tebal sedangkan karnivora paling tipis.
Lapisan superfisial dibatasi oleh mesothelium. Pulmo terbagi atas lobus,
sedangkan lobus dibagi menjadi lobulus oleh jaringan ikat tipis yang disebut
septa. Lobulus berbentuk piramid. Tiap lobulus menerima cabang dari bronkhus
primarius (cabang dari trakhea) sedangkan lobulus menerima bronkhiolus kecil.
f. Bronkhus
f. Bronkhus
Trakhea
bercabang menjadi dua (bronkhus primarius). Tiap bronkhus primarius bercabang
sesuai dengan jumlah lobi. Bronkhus masuk ke dalam pulmo melalui hilus, cabang
bronkhus primarius yang masuk kedalam lobulus disebut bronkhiolus. Dibandingkan
dengan bronkhus maka bronkhiolus lebih kecil (diameter kurang dari satu mm)
epitheliumnya kolumner bersilia, dan tidak mempunyai kartilago. Makin kecil
ukuran bronkhi atau bronkhioli maka lapisan dinding makin tipis, tetapi lapisan
otot polosnya masih tetap ditemukan sebagai komponen yang menjolok, bahkan
masih tetap ditemukan pada dinding yang membatasi duktus alveolaris.
g.
Bagian Respirasi dari Pulmo
Lobulus
primarius: unit fungsional dari pulmo, disusun atas bronkhiolus respiratorius
termasuk duktus alveolaris, sakus alveolaris, alveoli, vasa, saluran limfe,
nervi dan jaringan ikat. Bagian respirasi tampak sebagai bangunan, berupa ruang
dan dipisahkan oleh septa dengan dinding tipis. Diberbagai tempat ditemukan
bronkhi dengan dinding tebal serta arteri dan vena dengan ukuran yang
bervariasi. Beberapa alveoli muncul dari dinding bronkhiolus respiratorius.
Suatu prosessus sitoplasmatik dari epithelium bronkhiolus respiratorius dan
melanjutkan diri ke dinding alveolus. Duktus alveolaris: percabangan dari
bronkhiolus respiratorius. Sakus alveolaris berbentuk polihedral dan hanya
terbuka pada sisi yang menghadap ke duktus alveolaris. Mulut sakus alveolaris
disokong dengan serabut elastis, kolagen dan otot polos. Dari duktus alveolaris
muncul satu alveolus dan sakus alveolaris dengan dua sampai empat alveoli,
alveoli berbentuk kantong polihedral yang satu sisinya hilang, sehingga udara
dapat berdifusi secara bebas melalui duktus alveolaris. Sakus alveolaris masuk
kedalam alveoli. Dinding alveolus banyak mengandung serabut retikuler dan
serabut elastis dalam jumlah lebih sedikit. Kedua macam serabut ini merupakan
rangka dinding yang cukup kuat dari kantung hawa yang dikelilingi kapiler.
(Dellman,
1992)
titanium sponge - ITANIC STRIKE
BalasHapustitanium spade is ceramic or titanium flat iron a very versatile item that allows you to make is titanium expensive your own special The metal tips are pure titanium earrings not too hard titanium dental to snow peak titanium spork use.